Saturday, January 19, 2008

Kasak-kusuk

Ngebos

DARI kemarin, saya ini benar-benar dibuat sebel. Pokoknya, mangkel...mangkel...dan mangkel. Kenapa? Karena saya ini yang nyata-nyata gak bisa diem harus dipaksa mingkem liat ini dan itu yang serba gak sreg. Makanya, ada sesuatu yang gondok di leher. Bedegel! Bikin sesek saat bernafas. Saya, sekarang dibuat kembang-kempis.

Soal betapa bedegelnya saya itu, pasti tak lepas dari ribetnya persoalan kantor. Walau sadar cuma berpangkat kopral, tapi kok saya ini merasa tak dipedulikan. Gak punya suara. Dicuekin. Mesti nurut. Terima bersih dan pokoke ya harus begini! Gak usah bantah. Harus tepat dead line. Atau...kalau saya iseng males-malesan yang terjadi ada orang grapak-grupuk sambil cembetut.

Huhu, memang punya anak buah itu enak. Dulu, di kampus, saya ini selalu hidup di antara anak buah. Butuh, ini itu, gampang ada yang bisa dimintain tolong. Terus, kalau mukanya ditekuk sedikit, ada yang respons dan tanya, "Ada apa kak?" Sampai-sampai waktu potong rambut atau pakai baju yang nyeleneh dan gak mathcing warnanya semua pada komentar. Ribut, pengennya saya ini cepat-cepat ganti model rambut atau baju. Sampai pernah tak pelontosin saja sekalian.

Saya juga inget betul, kalau lagi sakit, semua ingin memberi perhatian. Kasih obat, vitamin, suplemen, dan malah sampai-sampai ada yang nungguin di kosan. Lalu, karena saya ini suka begadang nyelesain kerjaan di kampus, hampir setiap pagi ada seporsi nasi goreng dan susu khusus buat kak Tur. Di loker milik saya pun dibuat penuh oleh makanan-makanan ringan. Entah siapa pengirimnya, tapi yang jelas mereka itu adalah orang yang perhatian ke saya. Rasaya jadi selebritis deh!

Dari pengalaman sederhana itu, saya mafhum dan paham betul, bila jadi bos itu memang mak nyus! Enak pisan euy!!! Makanya, ada orang-orang yang tak mau melepas statusnya jadi bos. Kalaupun nasib dia, akhirnya terpaksa jadi kopral, ya tetap saja kelakuannya ngebos! Petentang-petenteng, menteng kelek, dan gak nyadar dia itu siapa!

Nah, karena itulah, saya bener-bener gak mau jadi tipe orang yang ngebos itu. Sudah terlanjur keenakan dilayani. Diperhatikan. Serba wah. Jadi pusat omongan. Kemana pun dia bergerak, di situ mata akan memandang. Orang yang suka ngebos ini, kalau jadi kopral juga suka cari perhatiaan. Kusak-kusuk sana-sini. Gangguin yang lain. Orang kalem dibuat berangasan. Yah, biar ia tetap dipandang. Begitu pikirannya, meski pun tetap rusuh!

Saya juga sadar kok! Kalau saat ini masih tetep saja jadi kopral. Makanya, saya usahakan rajin bekerja dan serbat tepat. Walau, kadang-kadang molor dikit. Tapi, gara-gara kesadaran itu, kenapa ya sekarang saya merasa terinjak-injak? Gak punya hak membela diri. Harus serba nurut! Susah untuk usul, berpendapat. Memang kita bekerja dalam kebisuan? Dan yang paling membuat gelisah, lama-lama saya ini kok gak nyaman bekerja. Seperti diteror! Kikuk!

Duh, kalau sudah begini, tak tahulah bagaimana! Apakah saya harus mulai menghitung hari untuk menentukan berapa lama lagi bisa bertahan di news room seperti ini?